Untuk menghitung Kinerja Keuangan diperlukan hasil perhitungan atas analisa laporan keuangan (rasio Keuangan) dan Nilai dari Kepatuhan unsur keuangan. Jumlah Bobot kinerja Keuangan adalah 30 (tigapuluh). Menghitung Nilai Rasio Keuangan dapat anda lihat pada Tulisan tersendiri saya.
a. Indikator
dan bobot aspek keuangan adalah sebagai berikut:
No.
|
Sub Aspek/Indikator
|
Bobot
|
1.
|
Rasio Keuangan
|
19
|
a.
Rasio Kas (Cash Ratio)
|
2
|
|
b.
Rasio Lancar (Current
Ratio)
|
2,5
|
|
c.
Periode Panagihan Piutang (Collection Period)
|
2
|
|
d.
Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)
|
2
|
|
e.
Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Asset)
|
2
|
|
f.
Imbalan Ekuitas (Return
on Equity)
|
2
|
|
g.
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
|
2
|
|
h.
RasioPendapatan PNBP terhadap Biaya
Operasional
|
2,5
|
|
i.
Rasio Subsidi Biaya Pasien
|
2
|
|
2.
|
Kepatuhan Pengelolaan
Keuangan BLU
|
11
|
a. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif
|
2
|
|
b. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK
|
2
|
|
c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU)
|
2
|
|
d. Tarif Layanan
|
1
|
|
e. Sistem Akuntansi
|
1
|
|
f. Persetujuan Rekening
|
0,5
|
|
g. Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Kas
|
0,5
|
|
h. SOP Pengelolaan Piutang
|
0,5
|
|
i. SOP Pengelolaan Utang
|
0,5
|
|
j. SOP Pengadaan Barang dan Jasa
|
0,5
|
|
k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris
|
0,5
|
|
TOTAL
|
30
|
a.
Rasio Keuangan BLU
1. Skor rasio kas adalah sebagai
berikut:.
Rasio Kas (%)
(RK)
|
Skor
|
480< RK
|
0,25
|
420 < RK ≤ 480
|
0,5
|
360 < RK ≤ 420
|
1
|
300 < RK ≤ 360
|
1,5
|
240 < RK ≤ 300
|
2
|
180 < RK ≤ 240
|
1,5
|
120 < RK ≤ 180
|
1
|
60 < RK ≤ 120
|
0,5
|
0 < RK ≤ 60
|
0,25
|
Contohperhitungan:
BLU “A” mempunyairasio kas sebesar 380%, maka skor untuk
rasio kas BLU “A” adalah 1.
2. Skor rasio lancar adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar(%)
(RL)
|
Skor
|
600< RL
|
2,5
|
480 < RL ≤ 600
|
2
|
360 < RL ≤ 480
|
1,5
|
240 < RL ≤ 360
|
1
|
120 < RL ≤ 240
|
0,5
|
0 < RL ≤ 120
|
0,25
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A” mempunyai rasio lancar sebesar 482%, maka skor untuk rasio lancar BLU “A”
adalah 2.
3. Skor periode penagihan piutang adalah
sebagai berikut:
Periode
Penagihan Piutang
(Hari)
|
Skor
|
. PPP <30
|
2
|
30 ≤ PPP < 40
|
1,5
|
40 ≤ PPP <
60
|
1
|
60 ≤ PPP < 80
|
0,5
|
80 ≤ PPP <
100
|
0,25
|
100 ≤ PPP
|
0
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A” mempunyai periode penagihan piutang 25 hari, maka skor untuk rasio periode
penagihan piutang BLU “A” adalah 8.
4. Skor rasio perputaran aset tetap
adalah sebagai berikut:
Perputaran
Aset Tetap
(PAT)
|
Skor
|
20 < PAT
|
2
|
15 < PAT ≤ 20
|
1,5
|
10 < PAT ≤ 15
|
1
|
5 < PAT ≤ 10
|
0,5
|
0 < PAT ≤ 5
|
0,25
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A”, mempunyai rasio perputaran aset tetap 22%, maka skor untuk rasio
perputaran aset tetap BLU “A” adalah 2.
5. Skor rasio imbalan atas aktiva tetap
adalah sebagai berikut:
Return on Asset (%)
(ROA)
|
Skor
|
6 < ROA
|
2
|
5 < ROA ≤
6
|
1,7
|
4 < ROA ≤
5
|
1,4
|
3 < ROA ≤
4
|
1,1
|
2 < ROA ≤
3
|
0,8
|
1 < ROA ≤
2
|
0,5
|
0 < ROA ≤
1
|
0
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A”, mempunyai rasio imbalan atas aktiva tetap
5,5%, maka skor untuk rasio perputaran aset tetap BLU “A” adalah 1,7.
6. Skor rasio imbalan ekuitas adalah
sebagai berikut:
Return on Equity (%)
(ROE)
|
Skor
|
8 < ROE
|
2
|
7 < ROE ≤
8
|
1,8
|
6 < ROE ≤
7
|
1,6
|
5 < ROE ≤
6
|
1,4
|
4 < ROE ≤
5
|
1,2
|
3 < ROE ≤
4
|
1
|
2 < ROE ≤
3
|
0,8
|
1 < ROE ≤
2
|
0,6
|
0 < ROE ≤
1
|
0,4
|
ROE < 0
|
0
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A” mempunyai rasio imbalan ekuitas sebesar 7%, maka skor untuk rasio imbalan
ekuitas BLU “A” adalah 1,6.
7. Skor rasio perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
Perputaran Persediaan (Hari)
(PP)
|
Skor
|
35< PP
|
2
|
30 < PP ≤ 35
|
1,75
|
25 < PP ≤ 30
|
1,50
|
20 < PP ≤ 25
|
1,25
|
15 < PP ≤ 20
|
1
|
10 < PP ≤ 15
|
0,75
|
5 < PP ≤ 10
|
0,50
|
1 < PP ≤ 5
|
0,25
|
0 < PP ≤ 1
|
0
|
Contoh
perhitungan:
BLU
“A”, mempunyai rasio perputaran persediaan23, maka skor untuk rasio perputaran
aset tetap BLU “A” adalah 1,25.
8.
Skor rasio
pendapatan PNBP terhadap biaya operasional adalah sebagai berikut:
Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional (%)
(PB)
|
Skor
|
65 < PB
|
2,50
|
57 < PB ≤ 65
|
2,25
|
50 < PB ≤ 57
|
2
|
42 < PB ≤ 50
|
1,75
|
35 < PB ≤ 42
|
1,50
|
28 < PB ≤ 35
|
1,25
|
20 < PB ≤ 28
|
1
|
12 < PB ≤ 20
|
0,75
|
4 < PB ≤ 12
|
0,50
|
0 < PB ≤ 4
|
0
|
Contoh perhitungan:
BLU “A” mempunyai rasio pendapatan PNBP terhadap biaya
operasional sebesar 62%, maka skor untuk rasio kas BLU “A” adalah 2,25.
9.
Skor rasio subsidi
biaya pasien terhadap pendapatan PNBP adalah
sebagai berikut:
Rasio Subsidi terhadap Pendapatan PNBP(%)
(STP)
|
Skor
|
8< STP
|
0
|
7 < STP ≤ 8
|
0,5
|
6 < STP ≤ 7
|
1
|
5 < STP ≤ 6
|
1,5
|
3 < STP ≤ 5
|
2
|
2 < STP ≤ 3
|
1,5
|
1 < STP ≤ 2
|
1
|
0 < STP ≤ 1
|
0,5
|
Contoh perhitungan:
BLU “A” mempunyai rasio subsidi biaya pasiensebesar 3,5%, maka skor untuk rasio dimaksud adalah 2.
a.
Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
a. RencanaBisnis
dan Anggaran (RBA) Definitif
1)
Jadwal Penyusunan
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun 2005,
setelah terbit Perpres Rincian APBN, RBA dilakukan penyesuaian menjadi RBA
Definitif yang ditandatangani Menteri/Pimpinan Lembaga. RBA Definitif harus
sudah ditandatangani Menteri/Pimpinan Lembaga paling lambat tanggal 31 Desember
tahun sebelumnya. Adapun penilaian ditentukan dari
jangka waktu ditandatanganinya RBA Definitif sebagaimana Skor tabel berikut:
Jangka waktu RBA Definitif
ditandatangani Menteri/Pimpinan Lembaga
|
Skor
|
1.
Sampai
dengan tanggal 31 Desember tahun sebelumnya
2. Setelah tanggal 31 Desember tahun
sebelumnya
|
0,4
0
|
2)
Kelengkapan
Sesuai ketentuan PMK
Nomor 92/PMK.05/2011, RBA Definitif disusun dengan ketentuan:
a)
Ditandatangani
oleh Pemimpin BLU;
b)
Diketahui
oleh Dewan Pengawas atau Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga
jika BLU tidak mempunyai Dewan Pengawas;
c)
Disetujui
dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga; dan
d)
Format
sesuai dengan PMK Nomor 44/PMK.05/2009.
Skor untukkelengkapan RBA
adalah sebagai berikut:
Kelengkapan
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
1. Ditandatangani oleh Pemimpin BLU
2. Diketahui oleh Dewan Pengawas atau
Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga jika BLU tidak mempunyai
Dewan Pengawas
3. Disetujui dan ditandatangani oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga
4. Kesesuaian format dengan PMK No.
92/PMK.05/2011
|
0,4
0,4
0,4
0,4
|
0
0
0
0
|
b. Laporan Keuangan
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun 2005 dan
PMK Nomor 76/PMK.05/2008, Satker BLU diwajibkan menyusun Laporan Keuangan
berdasarkan SAK dan diaudit oleh auditor eksternal, serta menyampaikannya ke
Direktorat Pembinaan PK BLU dengan jadwal sebagai berikut:
§
Triwulan
I : paling lambat tanggal 15 setelah
triwulan berakhir;
§
Semester
I : paling lambat tanggal 10 setelah semester berakhir;
§
Triwulan
III : paling lambat tanggal 15 setelah triwulan berakhir;
§
Tahunan : paling lambat tanggal 20 setelah tahun
berakhir;
§
Audit Laporan keuangan oleh auditor eksternal
paling lambat tanggal 31 Mei tahun anggaran berikutnya;
§
Opini
audit Laporan Keuangan.
Skor
untuk waktu
penyampaian dan audit Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Jenis Laporan
|
Waktu Penyampaian
|
Skor
|
Laporan
Keuangan Triwulan I
|
1.
disampaikan
sampai dengan tanggal 15
2.
terlambat
s.d. 30 hari
3.
terlambat
lebih dari 30 hari
|
0,20
0,15
0
|
Laporan
Keuangan Semester I
|
1.
disampaikan
sampai dengan tanggal 10
2.
terlambat
s.d. 30 hari
3.
terlambat
lebih dari 30 hari
|
0,20
0,15
0
|
Laporan
Keuangan Triwulan III
|
1.
disampaikan
sampai dengan tanggal 15
2.
terlambat
s.d. 30 hari
3.
terlambat
lebih dari 30 hari
|
0,20
0,15
0
|
Laporan
Keuangan Tahunan
|
1.
disampaikan
sampai dengan tanggal 20
2.
terlambat
s.d. 30 hari
3.
terlambat
lebih dari 30 hari
|
0,20
0,15
0
|
Audit
Laporan Keuangan Tahunan
|
1.
diaudit
oleh auditor ekternal s.d
tanggal 31 Mei TA berikutnya
2.
diaudit
oleh auditor ekternal setelah tanggal 31 Mei TA berikutnya
3.
Tidak
diaudit
|
0,20
.
0,15 .
0
|
Skor untuk Audit Laporan Keuangan adalah sebagai
berikut :
Hasil Audit Laporan Keuangan
|
Skor
|
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
(unqualified)
|
1
|
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) (qualified)
|
0,5
|
Tidak Berpendapat (disclaimer)
|
0,25
|
Tidak Wajar (Adverse)
|
0,15
|
Belum/Tidak diaudit (unaudited)
|
0
|
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
(unqualified)
|
1
|
c. Surat Perintah
Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU)
Sesuai ketentuan PER-30/PB/2011, Satker BLU
mengajukan SP3B BLU ke KPPN minimal satu kali dalam satu triwulan, yaitu paling
lambat disampaikan pada akhir triwulan berkenaan.SP3B BLU disamping memuat
pendapatan dan belanja, juga memuat jumlah saldo awal kas telah sesuai dengan
saldo akhir kas triwulan sebelumnya.
Skor untuk waktu
penyampaian dan kebenaran saldo kas adalah sebagai berikut:
Jenis SPM
|
Waktu Penyampaian dan
Kebenaran Saldo Kas
|
Skor
|
SP3B
BLU Triwulan I
|
1. Disampaikan
sampai dengan akhir
Triwulan I
|
0,2
|
2. Disampaikan
setelah Triwulan I
|
0
|
|
3. Saldo Kas
telah sesuai
|
0,2
|
|
SP3B
BLU Triwulan II
|
1. Disampaikan
sampai dengan akhir
Triwulan II
|
0,2
|
2. Disampaikan
setelah Triwulan II
|
0
|
|
3. Saldo Kas
telah sesuai
|
0,2
|
|
SP3B
BLU Triwulan III
|
1. Disampaikan
sampai dengan akhir Triwulan
III
|
0,2
|
2. Disampaikan
setelah Triwulan III
|
0
|
|
3. Saldo Kas
telah sesuai
|
0,2
|
|
SP3B
BLU Triwulan IV
|
1. Disampaikan
sesuai dengan
langkah-langkah akhir Tahun Anggaran
|
0,4
|
2. Masih
terdapat pendapatan dan belanja yang belum dilakukan pengesahan
|
0
|
|
3. Saldo Kas
telah sesuai
|
0,4
|
d.
TarifLayanan
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun 2005, Satker BLU harus memiliki tarif layanan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan/atau didelegasikan kepada
menteri/pimpinan lembaga/pemimpin Satker BLU sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan Menteri Keuangan mengenai tarif layanan setiap Satker BLU.
Skor untuktarif layanan
adalah sebagai berikut:
Tahap Pengusulan
|
Skor
|
1. Apabila tarif telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan
|
1
|
2. Apabilatarif masih dalam proses penilaian di
Kementerian Keuangan
|
0,75
|
3. Apabila tarif belum diusulkan ke
Menteri Keuangan, namun menggunakan tarif berdasarkan PP
|
0,5
|
4. Apabila tarif belum diusulkan ke
Menteri Keuangan, namun menggunakan tarif yang ditetapkan Menteri/Pimpinan Lembaga
|
0.25
|
5. Apabila tarif belum diusulkan ke
Menteri Keuangan, namun menggunakan tarif yang ditetapkan Pimpinan BLU
|
0
|
e.
SistemAkuntansi
Sesuai ketentuanPP Nomor 23 tahun 2005 dan PMK Nomor
76/PMK.05/2008, Satker
BLU diwajibkan untuk mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi, yang
terdiri dari: Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi Biaya, dan Sistem
Akuntansi Aset Tetap.
Skor untuksistem akuntansi
adalah sebagai berikut:
Sistem Akuntansi
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
Sistem Akuntansi Keuangan
|
0,6
|
0
|
Sistem Akuntansi Biaya
|
0,2
|
0
|
Sistem Akuntansi Aset Tetap
|
0,2
|
0
|
f.
Persetujuan Rekening
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun
2005 dan PMK Nomor 05/PMK.05/2010, Satker BLU dapat membuka rekening lainnya setelah mendapat
persetujuan Bendahara Umum Negara, rekening lainnya yang dimaksud terdiri dari
Rekening Pengelolaan Kas BLU, Rekening Operasional BLU dan Rekening Dana
Kelolaan.
Skor untuk persetujuan
rekening adalah sebagai berikut:
Persetujuan Rekening dari Kuasa BUN Pusat
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
Rekening
Pengelolaan Kas |
0,1
|
0
|
Rekening
Operasional |
0,3
|
0
|
Rekening
Dana Kelolaan |
0,1
|
0
|
g.
SOP
Pengelolaan Kas
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun
2005 pasal 16, Satker
BLU melaksanakan pengelolaan kas berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Oleh karena
itu, dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kas
oleh Satker BLU, maka pemimpin Satker BLU harus menetapkan SOP Pengelolaan Kas.
Skor untukpenyusunan SOP Pengelolaan Kas adalah
sebagai berikut:
Jenis SOP
(Ditetapkan Pemimpin Satker BLU)
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
SOP Pengelolaan Kas
|
0,5
|
0
|
h.
SOP
Pengelolaan Piutang
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun
2005 pasal 17, Satker
BLU melaksanakan pengelolaan piutang berdasarkan praktik bisnis yang sehat.
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan piutang oleh Satker BLU, maka pemimpin Satker BLU harus menetapkan
SOP Pengelolaan Piutang.
Skor untukpenyusunan SOP Pengelolaan
Piutang adalah sebagai berikut:
Jenis SOP
(Ditetapkan Pemimpin Satker BLU)
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
SOP Pengelolaan Piutang
|
0,5
|
0
|
i.
SOP
Pengelolaan Utang
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun
2005 pasal 18, Satker
BLU melaksanakan pengelolaan utang berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Oleh
karena itu, dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
utang oleh Satker BLU, maka pemimpin Satker BLU harus menetapkan SOP
Pengelolaan Utang.
Skor untukpenyusunan SOP Pengelolaan Utang adalah
sebagai berikut:
Jenis SOP
(Ditetapkan Pemimpin Satker BLU)
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
SOP Pengelolaan Utang
|
0,5
|
0
|
j.
SOP Pengadaan Barang dan Jasa
Sesuai
ketentuan PP Nomor 23 tahun 2005 pasal 20, Satker BLU melaksanakan pengadaan
barang dan jasa berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Oleh karena itu, dalam
rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa oleh
Satker BLU, maka pemimpin Satker BLU harus menetapkan SOP Pengadaan Barang dan
Jasa.
Skor untukpenyusunan
SOP Pengadaan Barang dan Jasa adalah sebagai berikut:
Jenis SOP Pengadaang Barang dan Jasa
(Ditetapkan Pemimpin Satker BLU)
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
SOP Pengadaan Barang dan Jasa
|
0,5
|
0
|
k.
SOP Pengelolaan Barang Inventaris
Sesuai ketentuan PP Nomor 23 tahun
2005 pasal 21, Satker
BLU melaksanakan pengelolaan barang inventaris berdasarkan praktik bisnis yang
sehat. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan barang inventaris oleh Satker BLU, maka pemimpin Satker BLU harus
menetapkan SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
Skor untukpenyusunan SOP Pengelolaan Barang
Inventaris adalah sebagai berikut:
(Ditetapkan Pemimpin Satker BLU)
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
SOP Pengelolaan Barang Inventaris
|
0,5
|
0
|