Mengapa harus berdemo anarkis ketika usaha transportasi (Taxi) terkena imbas perubahan teknologi dengan munculnya taxi berbasis onli e seperti Grab Taxi, uber dan lain-lain, kita melihat secara jelas demo yang terjadi di Jakarta pada penghujung Maret 2016, banyak sopir yang melakukan tindakan anarkis brutal bahkan cenderung kriminal,
Bukankah lebih dulu ada ojek konvensional yang terkena dampaknya, mereka lebih tenang menanggapi hal ini meskipun sedikit ada riak2 kecil di sana-sini secara sporadis tapi masih lebih tertib dibandingkan para sopir taxi.
Perubahan teknologi informatika memang membawa dampak perubahan yang sangat drastis, dulu sebelum ada handphone hanya ada satu perusahaan yang eksis di Indonesia yakni Telkom, kemana-mana orang Berkomunikasi selalu membutuhkan jasa perusahaan ini, banyak usaha Wartel didirikan dan maju, setelah HP ditemukan dan harganya cendrung terjangkau oleh semua orang akhirnya jarang orang menggunakan telepon konvensional lagi, banyak usaha wartel gulung tikar dan ga ada orang atau pihak yang protes terhadap keadaan ini
Surat yang dulu selalu dikirim melalui jasa Pos juga berubah, orang dengan cepat bisa mengirim pesan lewat SMS, BBM ataupun media sosial lainnya, merek juga tidak protes dengan kondisi ini. Semua orang menanggapi positif perubahan ini.
Pedagang pasar ataupun supermarket juga terkena imbas perubahan ini, orang dengan mudah bisa membeli kebutuhannya melalui online, mereka bisa membeli segala kebutuhan tidak harus berjalan atau mengunjungi pasar lagi secara langsung, bayangkan betapa besar perubahan tersebut berdampak terhadap omzet penjualan mereka.
Kita memang harus dan layak menerima dampak perubahan , kedepan akan lebih banyak lagi model yang akan terus berubah, perubahan tidak harus ditanggapi secara emosional, apalagi sebagai manusia yang beragama mengapa harus begitu picik menanggapi rezeki, Allah telah mengatur rezeki seseorang selagi orang tersebut berusaha sekaligus berdoa.
Kalau sekarang taxi resmi ditinggalkan konsumen selayknya tanya dan introspeksi mengapa sampai masyarakat memilih taxi non resmi, banyak alasan tentunya sifatnya "debatable" tergantung kepala siapa yang berfikir. Tapi semua itu harus ditanggapi secara Arif. pemerintah memang harus turut turun tangan memecahkan persoalan ini, tetapi solusinya tentu saja bukan menutup aplikasi taxi online.
Kita percaya bahwa pasti ada jalan atas semua ini, yang penting jangan sampai ada korban aesama anak bangsa, kalaupun ada demo, lakukanlah secara aturan jangan sampai saling menyerang dan menyakiti sesama.
Terima kasih
Tulisan iseng di Sabtu yg mendung di Tangsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar